Mana yang Lebih Bagus, CV Bahasa Inggris atau Indonesia?

white printer paper on macbook pro
Sumber: João Ferrão/Unsplash

Mengirim CV adalah hal yang mutlak untuk melamar pekerjaan. Perekrut bisa mengetahui apakah kamu cocok bekerja di perusahaan mereka untuk posisi tersebut dari CV yang kamu kirim. Kita bisa menuliskannya dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan banyak juga ditemui fresh graduate yang membuatnya menggunakan bahasa Inggris.

Hal ini seringkali membuat kita bertanya-tanya, apakah sebenarnya CV berbahasa Inggris lebih menarik perhatian bagi HRD?

Penggunaan bahasa

person writing on brown wooden table near white ceramic mug
Sumber: Green Chameleon/Unsplash

Sebagai generasi yang lebih banyak terekspos bahasa Inggris, tidak jarang kita temui orang-orang yang lebih sering menggunakan bahasa tersebut daripada bahasa Indonesia. Dengan keadaan seperti ini, tidak heran kalau generasi kita cenderung lebih memilih untuk membuat CV menggunakan bahasa Inggris. Hal itu tidak buruk, namun juga tidak menjamin kita akan langsung dipilih untuk maju ke proses rekrutmen selanjutnya.

Sebenarnya, tidak ada aturan khusus mengenai bahasa yang digunakan dalam CV. Menurut HR profesional, Samuel Ray, dalam bukunya yang berjudul “Lagi Probation”, pemilihan bahasa untuk CV semuanya kembali lagi pada perusahaan yang kamu tuju. Kalau kamu melamar ke perusahaan multinasional, CV berbahasa Inggris akan memberi poin plus untuk kamu. Kamu juga akan lebih dipertimbangkan jika melamar posisi yang membutuhkan skill bahasa Inggris yang tinggi. Selain itu, pemilihan bahasa bisa ditentukan dari lowongan pekerjaan yang dibuat oleh perusahaan. Jika lowongan ditulis dengan bahasa Inggris, disarankan untuk mengirim lamaran menggunakan bahasa Inggris pula. Jadi, memakai bahasa apapun sama baiknya, tergantung dari perusahaan atau posisi yang kamu lamar.

Cara membuat CV yang baik

person using MacBook
Sumber: Christin Hume/Unsplash

Penggunaan bahasa bukanlah bagian paling krusial dalam menulis CV. Bagian terpenting dari CV adalah bagaimana kamu menyajikan data dan kompetensimu di dalamnya, sehingga dapat menarik perhatian HRD. Kamu bisa perhatikan 7 hal berikut agar CV-mu lebih baik lagi.

1. Riset tentang perusahaan yang kamu tuju

Sebelum melamar kerja, pelamar perlu menggali informasi mengenai posisi dan perusahaan tujuan. Hal ini bisa membantu kamu untuk memilah apa saja yang ingin kamu tonjolkan dalam CV-mu agar lebih dilirik oleh HRD. Jika isi CV-mu cocok dengan nilai-nilai perusahaan, kamu memiliki kemungkinan lebih besar untuk lolos administrasi. Selain itu, riset tentang perusahaan juga akan membantumu memutuskan apakah kamu benar-benar ingin bekerja disitu. Ingat, kamu akan menghabiskan banyak waktu dalam lingkungan kerja sehingga value perusahaan yang mungkin kurang cocok bisa jadi mempengaruhi kinerjamu.

2. Perhatikan bahasa dan desain CV

Dari hasil riset, kamu bisa menentukan penggunaan bahasa dan desain pada CV. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kamu bisa memperkirakan lebih baik menulis CV berbahasa Inggris atau Indonesia untuk melamar ke perusahaan tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan desain seperti apa yang cocok. Jika posisi tujuanmu adalah teller bank, dosen, dan sejenisnya, CV ATS cukup untuk melamar. Tapi, jika melamar sebagai staf kreatif (graphic designer, illustrator, dsb.) kamu bisa membuatnya semenarik mungkin untuk menonjolkan kemampuanmu. Untuk CV yang seperti itu, penggunaan font dan pemilihan warna harus diperhatikan. Jangan sampai CV-mu sulit dibaca karena kelewat kreatif ya!

3. Cantumkan identitas dan background pendidikan

Identitas pada CV sebaiknya dituliskan dengan lengkap agar HRD mudah menghubungimu selama proses rekrutmen. Biasanya, pelamar akan dihubungi melalui e-mail atau SMS, jadi tulislah e-mail dan nomor HP dengan teliti. Pada bagian background pendidikan, kamu tidak perlu menulis semuanya dari TK. Cukup tuliskan SMA dan universitas saja di dalam CV agar tidak terlalu panjang.

4. Tulis pengalaman yang relevan saja

Punya pengalaman dalam bidang yang sesuai dengan posisi tujuanmu akan sangat membantu dalam proses rekrutmen. Di bagian ini, kamu bisa memasukkan pengalaman magang, part-time, atau freelance yang pernah kamu jalani. Kalau kamu belum pernah bekerja secara profesional sebelumnya, kamu juga bisa menulis pengalaman saat berorganisasi atau kepanitiaan yang ada hubungannya dengan posisi yang kamu lamar. Tidak perlu menulis semua pengalaman yang kurang relevan karena akan membuat CV-mu panjang dan tidak efektif untuk dibaca. 

5. Cantumkan portfolio

Portofolio merupakan hal penunjang selanjutnya untuk melamar pekerjaan. Perusahaan dapat lebih mengenalmu dan gaya karya yang kamu buat, terutama jika kamu melamar untuk posisi seperti content writer, videographer, designer, dan sejenisnya. Kamu bisa langsung mencantumkan link portofolio pada CV, atau bisa juga melampirkannya secara terpisah.

6. Hindari menggunakan CV yang sama untuk melamar ke banyak perusahaan

Hal ini berhubungan dengan poin 1 di atas. Perusahaan mempunyai nilai, visi, dan misi yang berbeda-beda. Satu CV saja tentu kurang cocok untuk melamar ke berbagai perusahaan. Untuk itu, CV-mu perlu disesuaikan ulang jika ingin melamar ke perusahaan atau posisi yang lain agar bisa dipertimbangkan oleh HRD.

7. Baca ulang sebelum dikirim

Sebelum dikirim, cek terlebih dahulu isi CV-mu. Perhatikan apakah ada kesalahan eja dan tanda baca, identitas yang kurang lengkap, atau informasi yang kurang relevan di dalamnya. Jangan sampai mengirim CV dengan banyak typo karena kamu bisa dinilai kurang teliti dalam bekerja, yang tentunya bisa mengurangi kesempatanmu untuk diterima. Selain itu, kamu bisa lebih mengingat isi CV karena sudah berulang kali dibaca sehingga akan memudahkanmu saat wawancara.

Bahasa apapun yang digunakan dalam CV hanya akan menjadi media bagi perusahaan untuk mengenalmu. Isi CV lah yang akan menentukan kecocokan pelamar dengan perusahaan dan pekerjaan yang akan dikerjakan. Jadi, fokuskan dirimu saat menulis CV agar dapat menonjolkan sisi terbaikmu.