Ramai Curhatan Warganet Magang Dibayar Hanya Rp100 Ribu Per Bulan

Seorang pekerja magang di sebuah perusahaan startup pendidikan curhat mengenai eksploitasi yang ada di lingkungan kerjanya. Ia menceritakan pengalamannya diberi upah Rp100 ribu per bulan.

Magang adalah salah satu jalan seseorang untuk mendapat pengalaman kerja. Bahkan seringkali, magang dijadikan syarat suatu universitas untuk memenuhi nilai seorang mahasiswa.

Sayangnya, seringkali perusahaan tidak menghargai kerja keras para peserta magang. Perusahaan cenderung untuk tidak peduli akan penuhnya pekerjaan peserta, bahkan cenderung untung memanfaatkan dan mengeksploitasi mereka.

Topik ini tengah ramai diperbincangkan oleh warganet. Seseorang mengirim curhatannya ke akun anonim @taktekbum, dengan menyertakan keluhannya akan pekerjaannya saat magang di salah satu perusahaan startup pendidikan.

Peserta magang dituntut dengan beban kerja yang berat. Mereka seringkali dituntut untuk tetap bekerja di luar jam kerja. Dengan beban pekerjaan seperti ini, mereka diberi upah Rp100 ribu per bulan.

Peserta magang dituntut untuk menyelesaikan masa magangnya, jika tidak mereka akan dikenakan denda sebesar Rp500 ribu.

Di tweet selanjutnya, akun Twitter @taktekbum juga menyertakan curhatan yang sependapat, bahkan menyertakan curhatan yang berisi CEO yang memberikan makanan kadaluwarsa.

Tweet ini menuai banyak reaksi dari warganet. Bahkan, mereka ikut berkomentar di akun Instagram startup tersebut, ikut mencela perilaku perusahaan.

Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak perusahaan melakukan hal serupa. Serba serbi tentang kehidupan peserta magang yang dieksploitasi merupakan topik yang biasa terjadi bagi mahasiswa ataupun fresh graduate, dan banyak yang tetap melakukannya demi mendapatkan pengalaman.

Bagaimana pun, berhati-hatilah, oke! Tanyakan terlebih dahulu tentang detail apa yang akan kamu dapatkan di program magang. Jadikan itu pengalaman.