3 Kebiasaan untuk Meningkatkan Sifat Leadership di Diri Kamu

Leadership adalah

Leadership adalah skill yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang bertanggungjawab, mudah bergaul, terorganisir, visioner, dan berbagai deretan sifat lainnya. Walaupun terdengar sulit untuk dicapai, ternyata bisa kamu dapetin lewat kebiasaan kamu sehari-hari, loh!

1. Membuat To-Do-List

Sebagai seorang pemimpin, kamu akan menjadi contoh di tim. Apabila kamu orang yang tidak terorganisir, tentu akan berpengaruh pada kemajuan anggota dan menghambat target yang akan dicapai.

Untuk menghindari sikap ini, kamu bisa coba dengan membuat to-do-list, yaitu membuat daftar kegiatan yang akan kamu lakukan.

Tidak hanya untuk masa kini, tapi kamu dapat menyusun target untuk masa depan. Kamu dapat membuat list goals yang ingin kamu raih, misalnya untuk masuk suatu perusahaan atau ingin menempuh S2 di luar negeri.

Dengan membuat list target yang ingin kamu capai, kamu akan lebih mudah untuk mengelola kegiatan dan membuat kamu lebih terfokus.

To-do-list juga akan membuat kamu lebih tenang akan tantangan kedepannya.

Menurut Psikolog dan Penulis David Cohen, to-do-list dapat mengurangi anxiety dan membuat kamu terfokus mencapai sesuatu yang kamu inginkan. Hal ini karena to-do-list memberi rencana yang terstruktur dan membuat kamu memiliki mindset bahwa kamu memiliki kontrol dengan masa depanmu.

Kebiasaan ini juga dapat dilakukan terhadap pengelolaan tim, misalnya kamu bisa membuat target dan mencoba memecahnya menjadi alur yang lebih kecil berupa daftar.

Dengan cara ini, tim kamu bisa lebih mudah untuk breakdown apa saja yang perlu mereka lakukan ke depannya, dan kegiatan yang harus dilaksanakan lebih jelas. Akhirnya, tim kamu akan bekerja lebih efektif dan dapat lebih termotivasi karena targetnya lebih jelas.

Tip: Coba untuk melaksanakan to-do-list dari paling mudah ke paling sulit, biar kamu lebih termotivasi setelah menyelesaikan tugas-tugas kecil.

2. Membuat Itinerary

Itinerary seringkali dibuat untuk mengorganisir perjalanan saat liburan agar liburan lebih tertata dan efektif.

Itinerary memiliki konsep seperti to-do-list, bedanya itinerary memiliki batasan waktu sehingga bentuknya seperti kalender harian. Selain itu, jika to-do-list berfokus pada goals dan target, itinerary lebih terfokus pada apa saja yang harus dilakukan.

Biarpun begitu, kita bisa tiru konsep itinerary pada kehidupan sehari-hari, kok!

Kamu dapat membuat list tentang kegiatan kamu di hari itu.

Misalnya, di hari Senin, kamu bangun pukul 6 pagi.

Kamu menyetel waktu dari pukul 6 hingga pukul setengah 7 untuk mandi.

Selanjutnya, kamu berangkat kuliah.

Perjalanan akan memakan waktu 1 jam, jadi kamu akan sampai di kampus pukul setengah 8.

Selanjutnya, kamu dapat memasukkan kegiatan-kegiatan perkuliahan kamu. Ini bisa berupa kelas yang akan kamu hadiri, atau bahkan rapat di organisasi kamu.

Selain itu, kamu juga dapat mengatur waktu istirahat kamu, sehingga kamu tidak akan merasa malas terus-terusan atau bahkan burnout.

Tanpa sadar, kamu akan menjadi orang yang terorganisir dan menjadi disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan.

Di sisi lain, dikarenakan kamu sendiri yang membuat jadwal untuk dirimu sendiri, kamu dapat mengatur seberapa banyak yang kamu bisa lakukan dalam satu hari. Psst, bahkan kamu akan kaget dengan banyaknya kegiatan kamu!

Tip: Don’t be so hard on yourself. Jika kegiatan kamu molor karena hal-hal yang di luar kuasa kamu, jangan menyalahkan diri, ya!

3. Sering Mengikuti Meeting

Kalo kamu anak organisasi, pasti kamu tau banget deh betapa melelahkannya meeting itu.

Brainstorming, debat, atau bahkan menghadapi drama-drama di lingkungan kampus. Memang itu bener sih, tapi saat meeting kamu bisa mengembangkan nilai leadership di diri kamu, loh!

Tanpa sadar, saat kamu meeting, kamu melatih diri kamu untuk menjadi orang yang lebih mendengarkan pendapat orang lain.

Kamu memperhatikan apa yang dibicarakan, kemudian memproses apa yang telah temanmu sampaikan. Selanjutnya, kamu akan berusaha memberikan feedback yang tepat untuk pendapat temanmu.

Disini, kemampuan komunikasimu akan dilihat . Kamu berlatih untuk menjaga intonasi, berpikir kritis, dan bahkan berlatih untuk mengkritik tanpa menyakiti perasaan temanmu.

Jika kamu merasa kurang percaya diri, kamu bisa berkomunikasi secara pribadi dengan teman-teman satu tim saat rapat, dengan metode one-on-one.

Metode ini merupakan metode komunikasi secara perorangan. Saat kamu melakukan metode ini, cobalah untuk menanyakan pendapat teman kamu, apakah ada kekurangan yang bisa diperbaiki atau bahkan ada keluhan yang masih belum disampaikan.

Dengan itu, teman-teman kamu akan percaya bahwa kamu adalah pendengar yang baik dan memiliki potensi menjadi pemimpin yang baik dalam organisasi.

Dalam meeting, kamu juga dapat mengeluarkan pendapat-pendapat yang inovatif.

Cobalah untuk memberikan komentar dan solusi yang out-of-the-box, sehingga kamu dapat memberikan pemikiran yang fresh terhadap organisasi.

Kamu dapat menyampaikan ide di depan forum dengan mengambil kesempatan yang ada.

Apabila kamu masih belum percaya diri dengan ide kamu, kamu bisa berbicara dengan ketua organisasi secara pribadi dan mulai menyampaikan ide itu. Dengan cara ini, kamu dapat menjadi anggota tim yang dapat diandalkan.

Tidak hanya itu, kamu juga berpotensi menjadi pemimpin di masa depan.

Meeting doesn’t sound so bad now, eh?

Setelah melakukan berbagai kebiasaan di atas, kamu bisa coba tes kepemimpinan di Skillana. Disini, kamu akan diminta untuk mengisi asesmen berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan menilai apakah kamu sudah memiliki sifat leadership. Tidak hanya itu, di Skillana dapat melihat karir apa yang cocok buat kamu, loh! Yuk #TemukanPotensimu di Skillana!