Growth Mindset vs Fixed Mindset, Apa Bedanya?

man holding smartphone looking at productivity wall decor
Sumber: Andreas Klassen/Unsplash

Pola pikir yang kita miliki sangat mempengaruhi perilaku dan cara pandang kita terhadap suatu hal. Seluruh hal positif maupun negatif yang kita rasakan juga ditentukan dari mindset yang kita miliki.

Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, mindset kita dapat pula mempengaruhi kinerja dalam lingkungan kerja. Mindset adalah cara berpikir yang membentuk persepsi kita dalam logika, jalan pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Mindset yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan profesional.

Mengapa mindset itu penting?

Pada tahun 1988, Psikolog Carol Dweck membuat model penelitian berdasarkan riset tentang seberapa berpengaruhnya mindset dalam hidup seseorang. Dweck menunjukkan bagaimana mindset seseorang dapat menentukan tujuan hidupnya. Seorang siswa yang mementingkan hasil lebih ingin terlihat pintar dan cenderung menghindari hal yang menantang. Di sisi lain, siswa yang menghargai proses lebih suka mempelajari hal-hal yang menarik dan cenderung memilih mengerjakan hal yang menantang untuk mencari lebih banyak ilmu dan pengalaman. Dari penelitian inilah Carol Dweck menemukan bahwa pola pikir yang kita miliki dapat berdampak pada motivasi, usaha, dan cara kita menghadapi tantangan.

Kemudian, Dweck mengkategorikan pola pikir menjadi dua yakni fixed mindset dan growth mindset. Kedua pola pikir ini sangat berbeda satu sama lain. Simak penjelasan dan perbedaannya di bawah ini.

Fixed Mindset

person holding lighted sparklers
Sumber: Cristian Escobar/Unsplash

Menurut Dweck, orang-orang yang memiliki fixed mindset merasa bahwa bakat dan kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang mutlak dan statis. Jadi, kemampuan yang dimiliki seseorang sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Dengan pola pikir ini, mereka cenderung menghindari tantangan dan kurang menghargai usaha. Mereka yang memiliki fixed mindset juga takut terhadap kegagalan sehingga mereka akan selalu memilih cara-cara yang sudah berhasil mereka lalui. 

Misalnya, kamu melihat ada orang yang menjuarai olimpiade robotik beberapa kali. Pastinya kamu juga ingin memiliki prestasi besar seperti itu, tapi kamu merasa merakit robot itu sangat sulit dan memerlukan bakat sehebat orang tersebut sedangkan bakatmu hanya biasa-biasa saja, padahal kamu baru mencobanya beberapa kali atau malah belum mencoba sama sekali. Sikap seperti itulah yang dimiliki orang-orang ber-fixed mindset. Mereka tidak melihat bagaimana proses orang tersebut untuk meraih prestasi dalam bidang robotik, tapi mereka hanya melihat pencapaian akhirnya saja. 

Ciri-ciri pemilik fixed mindset adalah ingin terlihat pintar, sangat menghindari tantangan, mudah menyerah, menganggap usaha sebagai hal yang sia-sia, tidak suka dikritik, dan merasa terancam dengan kesuksesan orang lain.

Growth Mindset

white ceramic mug on white and blue floral table cloth
Sumber: Franciele da Silva/Unsplash

Berbeda dengan pola pikir sebelumnya, Dweck menyatakan bahwa mereka yang memiliki growth mindset menganggap bakat dan kecerdasan intelektual sebagai kemampuan yang bisa berkembang dengan berbagai usaha. Orang-orang tersebut memiliki rasa pantang menyerah meskipun beberapa kali mengalami kegagalan dalam usaha mereka.

Contoh dari kasus yang sama, kamu akan melihat usaha orang tadi untuk menjadi juara olimpiade robotik. Kamu akan menghargai bagaimana dia berlatih setiap hari, berapa banyak modal yang dia siapkan untuk percobaaan membuat robot yang fungsional, hingga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari kelistrikan, dan berbagai proses lainnya. 

Pemilik growth mindset dapat dilihat dari keinginannya mengembangkan diri, menyukai tantangan, pantang menyerah, menjadikan usaha sebagai jalan menuju kesuksesan, belajar dari kritikan, dan menjadikan kesuksesan orang lain sebagai pelajaran dan inspirasi.

Apakah mindset bisa berubah?

Kalau kamu merasa pola pikirmu yang sekarang bisa menghambat jalanmu menuju sukses, maka kamu bisa mengubahnya. Mungkin kamu bertanya-tanya, apakah belum terlambat untuk mengubah mindset? Meskipun akan memerlukan waktu yang agak panjang, riset membuktikan tidak ada kata terlambat untuk mengubahnya. Lalu, bagaimana cara mengubah mindset?

1. Sadari pola pikir apa yang kamu miliki

Coba ingat-ingat kembali bagaimana caramu menghadapi suatu masalah dan hal-hal yang menjadi motivasimu sebelumnya. Setelah itu, kamu bisa mengidentifikasi apakah kamu sudah memiliki growth mindset atau sejauh mana kamu perlu mengubah pola pikirmu agar bisa memiliki mindset tersebut.

2. Sugesti diri sendiri

Kalau kamu merasa kamu masih memiliki fixed mindset, tanamkan kepada dirimu bahwa kamu ingin belajar dan menjadi pribadi yang lebih terbuka dengan growth mindset. Perubahan hanya bisa terjadi tanpa paksaan.

3. Percaya bahwa kamu bisa

Dari ciri-ciri yang dipaparkan oleh Dweck, pemilik growth mindset percaya bahwa bakat adalah hal yang bisa dikembangkan. Kalau kamu merasa memiliki suatu bakat, latihlah dan kembangkan bakat tersebut. Percayalah bahwa orang-orang yang kamu anggap hebat dulunya juga melewati proses mengasah kemampuan sebelum menjadi diri mereka yang sekarang.

4. Belajarlah dari kegagalan

Terkadang kita takut gagal bukan karena tidak mau memulai lagi, tapi karena kita merasa seperti sudah sampai di akhir dari segalanya. Padahal, kamu bisa belajar dari kegagalan itu. Cobalah mengingat langkah apa saja yang kamu ambil sepanjang dirimu berproses dan cari tahu kira-kira di bagian mana kamu gagal. Setelah itu, kamu bisa mencoba kembali. Selama kamu gigih dan mau belajar, kegagalan perlahan akan menjadi keberhasilan.

5. Harus konsisten

Meskipun tidak ada kata terlambat, kamu harus sadar bahwa proses mengubah mindset ini bukanlah hal yang bisa selesai secepat kilat. Ingat, kamu bukan Bandung Bondowoso yang bisa membangun 1000 candi dalam 1 malam. Konsistensi adalah kunci keberhasilanmu.

Mindset yang kita miliki bisa dibentuk sesuai dengan keinginan. Semua itu tergantung dari dirimu apakah kamu ingin menjadi orang yang pasrah dengan keadaan atau menjadi pribadi yang mau belajar untuk menjadi lebih baik. Apakah kamu sudah memiliki growth mindset?